bruno mars

http://dc357.4shared.com/img/595846117/69006477/dlink__2Fdownload_2FCDK-hEhz_3Ftsid_3D20110515-075943-419de077/preview.mp3

Senin, 21 Maret 2011

Kelebihan dan Kekurangannya Sistem Komunikasi

Kelebihan dan Kekurangannya Sistem Komunikasi yaitu :

Media yang dihasilkan

massa sangat memiliki peranan penting dalam terjadinya suatu komunikasi massa dan perubahan budaya dalam masyarakat. Contohnya televisi diduga memiliki pengaruh yang kuat terhadap kehidupan manusia. Tetapi pengaruhnya tersebut bias bersifat negative ataupun positf bergantung pada pengelolaannya. Kehadiran televisi didalam kehidupan masyarakat luas ini dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap sistem komunikasi yang sedang berlaku di Indonesia, asalkan seiring dengan media massa dan media lainnya dalam menjalankan fiungsinya.Berbicara sistem komunikasi tidak berbeda dengan berbicara tentang system masyarakat Indonesia, tentang manusia Indonesia dalam mencerna sebuah informasi dalam proses komunikasi.
Pemerintahtidak memiliki sistem komunikasi untuk memberdayakan masyarakat yang seharusnya

ada sistem komunikasi nasional, sehingga dapatlah dibicarakan sub sistem media cetak dan siaran agar tidak tejadi tumpang tindih. sistem komunikasi yang ada di Indonesia, yang awalnya untuk memberikan
informasi dan wawasan kepada masyarakat menjadi alat mencari keuntungan oleh perusahaan pertelevisian.

Media elektronik dapat dikatakan sebagai sumber informasi yang utama bagi kita dan bahkan bagi seluruh orang yang ada di dunia ini. Dengan adanya media elektronik tersebut, kita dapat mengetahui informasi yang terjadi di sekeliling kita dan bahkan kita dapat mengetahui informasi yang terjadi di seluruh dunia.

Intinnya adalah sangat diperlukan yang namanya pembelajaran system komunikasi,karena apabila kita tidak dapat mengetahui apa yang namanya system komunikasi maka kita sangant tertinggal didalam media-media yang hamper semuanya bersumber dari system komunikasi. Untuk fungsi dan kegunaannya tergantung dari masing-masing orang yang menggunakannya. Apakah untuk menigkatkan hidupnya menjadi lebih baik atau menjerumuskan dirinya pada sebuah hidup yang lebih buruk lagi.

Rabu, 16 Maret 2011

Pengertian Tingkat Kecerdasan (Intelegensi),Word Smart (CREATIVE WRITING)

Menurut pemahaman saya Mengenai pokok pembelajaran dibawah ini yaitu :

Tingkat Kecerdasan (Intelegensi)

Kecerdasan merupakan kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah.Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas, akan mampu memilih strategi pencapaian sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang yang cerdas mestinya lebih sukses dari orang yang kurang cerdas. Yang sering membingungkan ialah kenyataan adanya orang yang kelihatan tidak cerdas (sedikitnya di sekolah) kemudian tampil sukses, bahkan lebih sukses dari dari rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya.

Keberhasilan dalam menyesuaikan diri seseorang tergantung dari kemampuannya untuk berpikir dan belajar. Sejauhmana seseorang dapat belajar dari pengalaman-pengalamannya akan menentukan penyesuaian dirinya. Ungkapan-ungkapan pikiran, cara berbicara, dan cara mengajukan pertanyaan, kemampuan memecahkan masalah, dan sebagainya mencerminkan kecerdasan.Akan tetapi, diperlukan waktu lama untuk dapat menyimpulkan kecerdasan seseorang berdasarkan pengamatan perilakunya, dan cara demikian belum tentu tepat pula. Prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya (Inteligensi). Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan orang tuanya memberi kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan prestasinya, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak memungkinkannya untuk mencapai keunggulan.
Oleh karena itu, kecerdasan yang bisa kita pahami tentang kecerdasan yang kita miliki tidak mudah. Cara untuk meningkatkanya serta mengembangkannya seharusnya didukung oleh kegiatan-kegiatan positif, seperti pengembangan kemampuan kecerdasan yang kita milki atau melakukan hal-hal yang kita senangi dimana dapat membantu proses kecerdasan kita agar selalu meningkat. Untuk menunjang semua keadaan tersebut dapat pula ditunjang oleh pengaruh pengaruh positif yang diberikan orang tua dan orang-orang yang berada disekitar kita.

Word Smart

Kecerdasan linguistik atau kecerdasan bahasa. Orang yang memiliki kecerdasan ini pandai mengolah kata-kata. Sebagian di antara mereka pandai berkata-kata (misalnya: presenter , pendongeng, mc, dsb). Sebagian lagi pandai menulis (misalnya: novelis, penulis buku, dsb). Tetapi cukup banyak juga yang menguasai keduanya.

Kita dapat menjumpai serta dapat mengenali orang-orang seperti ini disekitar kita ataupun lingkungan disekitarnya.Dan untuk mengenalinya, mungkin saya hanya bisa memberikan sedikit ciri-ciri yang dimiliki orang-orang yang mempunyai kemampuan Word Smart yaitu diantaranya,Suka membaca, gemar menulis (puisi, cerpen, novel, diary, dsb), suka mengisi TTS, pandai bercerita, lebih suka mendengar secara lisan , suka menghibur orang lain atau diri sendiri dengan serangkaian kata/kalimat, suka berintonasi dalam berkata-kata, punya banyak perbendaharaan kata, mudah menemukan kejanggalan bahasa dalam tulisan atau kata-kata orang lain, suka menghabiskan waktu di toko buku. Walaupun tidak semua seperti yang saya jelaskan, tetapi ini hanya gambaran secara umumnya.

Untuk pengembangannya ada cara-cara yang menurut saya dapat mendukung kecerdasan ini seperti,dengan membaca berbagai buku, majalah, dan litaratur lainnya. Ada baiknya membiasakan diri menulis sesuatu (pengalaman hidup sehari-hari atau basa disebut diary, atau apa pun yang didapat ketika membaca sesuatu, menonton film, dan yang lainnya). Dan pekerjaan yang mungkin cocok seperti, MC, pembawa acara, penyiar radio, guru, public relations, penulis, pelawak, dan dapat menjadi seorang politikus apabila dapat menarik minatnya.

Selasa, 15 Maret 2011

KONSEP PSIKOLOGI MANUSIA

Konsep Psikologis manusia

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang bisa menjadi subyek dan obyek sekaligus. Menusia berfikir dan merenung, kemudian menjadikan dirinya sebagai obyek fikiran dan renungan.. Manusia sangat menarik di mata manusia itu sendiri. Terkadang manusia dipuja, tetapi di kala
yang lain ia dihujat. Scara internal manusia sering merasa bangga dan bahagia menjadi manusia, tetapi di mata orang lain atau di waktu yang lain, ia terkadang menyesali diri sendiri, menyesali keberadaannya sebagai manusia.

Ada manusia yang perilakunya berada di luar batas perikemanusiaan, tetapi ada juga manusia yang begitu tinggi tingkat kemanusiaannya sehingga ia disebut sebagai "manusia suci". Pada umumnya manusia tertarik untuk bertanya tentang dirinya ketika berada dalam puncak-puncak kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, keberhasilan dan puncak kegagalan. Ada kesepakatan pandangan, bahwa betapapun manusia terdiri dari jiwa dan raga, tetapi penilaian tentang kualitas manusia terfokus pada jiwanya, terkadang disebut hatinya, karena hakikat manusia adalah jiwanya..
Psikologi lahir dari budaya sekuler, oleh karena itu Psikologi tidak mengenal Tuhan, dosa maupun baik buruk. Yang dikenal dalam Psikologi adalah sehat psikologis dan sakit psikologis. Meski demikian dewasa ini Psikologi Humanistik sudah mulai meraba-raba wilayah yang
sumbernya dari wahyu, yakni disamping membahas kecerdasan intelektual dan emosional, juga dibahas kecerdasan spiritual.

Faktor Personal
Faktor personal terdiri dari faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Sedangkan faktor situasional terdiri dari tujuh faktor
Faktor biologis menekankan pada pengaruh struktur biologis terhadap perilaku manusia. Pengaruh biologis ini dapat berupa instink atau motif biologis. Perilaku yang dipengaruhi instink disebut juga species characteristic behavior misalnya agresivitas, merawat anak dan lain-lain. Sedangkan yang bisa dikelompokkan dalam motif biologis adalah kebutuhan makan, minum dan lain-lainnya.
Faktor personal lainnya adalah faktor sosiopsikologis. Menurut pendekatan ini proses sosial seseorang akan membentuk beberapa karakter yang akhirnya mempengaruhi perilakunya. Karakter ini terdiri dari tiga komponen yaitu komponen afektif, kognitf dan komponen konatif.
Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. Dalam komponen ini tercakup motif sosiogenesis, sikap dan emosi.
Komponen kognitif berkaitan dengan aspek intelektual yaitu apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif terdiri dari faktor sosiopsikologis adalah kepercayaan, yaitu suatu keyakinan benar atau salah terhadap sesuatu atas dasar pengalaman intuisi atau sugesti otoritas.
Komponen konatif berkaitan dengan aspek kebiasaan dan kemauan bertindak. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang relative

Faktor-faktor Situsional
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini berupa
1.Faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim
2.Faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
3.Faktor temporal, misal keadaan emosi
4.Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
5.Teknologi
6.Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu
7.Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
8.Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

Senin, 14 Maret 2011

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

DPR menaikkan nilai belanja dalam RAPBN 2011 menjadi Rp 1.229,5 triliun dari jumlah awal dalam Nota Keuangan 2011 yang sebesar Rp 1.202 triliun. Dari jumlah itu Rp 836,57 triliun untuk belanja pemerintah pusat, dan sisanya Rp 392,98 triliun untuk transfer ke daerah.Demikian disampaikan oleh Koordinator Panja Belanja RAPBN 2011 Mirwan Amir dalam rapat dengan Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/10/2010).
Mirwan mengatakan, anggaran belanja pegawai dialokasikan sebesar Rp 180,62 triliun untuk pencadangan remunerasi, kenaikan gaji PNS dan TNI/Polri, pemberian gaji dan pensiun ke -13. "Serta antisipasi penyediaan pegawai baru pemerintah pusat yang umlahnya 100 ribu orang untuk menggantikan yang pensiun," ujar Mirwan.
Lalu belanja barang di 2011 diberikan alokasi senilai Rp 132,422 triliun. Untuk menjaga kelancaran penyelenggaraan kegiatan operasional pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat pemeliharan aset, dan upaya efisiensi kegiatan operasional pemerintah.Sementara alokasi belanja modal ditetapkan Rp 121,881 triliun. Untuk ketersediaan infratsurktur dasar, menjamin kelancaran distribusi barang dan jasa. Lalu meningkatkan kemampuan pertahanan, serta rehabilitasi rekonstruksi pasca bencana alam, dan peningkatan mitigasi serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Dalam RAPBN 2011 pemerintah menetapkan jumlah subsidi non energi sebesar Rp 51,01 triliun. Terdiri dari subsidi pangan Rp 15,267 triliun, subsidi pupuk Rp 16,277 triliun, subsidi benih Rp 120 miliar, subsidi bantuan PSO Rp 1,877 triliun, subsidi bunga kredit Rp 2,618 triliun, dan subsidi pajak Rp 14,75 triliun.Anggaran pendidikan juga dinaikkan menjadi Rp 248,978 triliun, naik 20,25% dibandingkan dengan Nota Keuangan 2011 yang disampaikan Presiden SBY.Disediakan juga dana bantuan sosial Rp 60,956 triliun untuk program-program seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Keluarga Harapan (PKH), dan PNPM Mandiri. Dialokasikan juga dana cadangan risiko fiskal Rp 4,174 triliun.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan kenaikan belanja dalam APBN 2011 disebebabkan karena penerimaan dari pajak juga naik. Dengan asumsi rasio penerimaan pajak 2011 sebesar 12,1 persen dibandingkan dengan PDB membuat alokasi belanja dinaikkan. Dengan penerimaan yang dinaikkan sebesar Rp1.104 triliun. Yang diantaranya yakni berasal dari penerimaan perpajakan nonmigas sebesar Rp794,70 triliun, penerimaan dari sektor minyak dan gas sebesar Rp215,33 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) perikanan Rp150 miliar. Keempat, PNBP sumber daya alam kehutanan sebesar RP2,90 triliun. Ditambah lagi PNBP pertambangan umum Rp16,50 triliun, PNBP SDA pertambangan panas bumi sebesar Rp356,1 miliar dan penerimaan pemerintah atas laba BUMN Rp27,59 triliun. (OL-3) Artinya, lanjut Agus Marto, bahwa kampanye penghematan anggaran yang diintruksikan presiden pada APBN 2011, meskipun alokasi belanja tetap membengkak, tetap akan dilakukan. Namun, meksnismenya tidak langsung memotong ataupun menghapus alokasi belanja dalam APBN 2011, melainkan dengan penghematan masing-masing K/L dan pemerintah daerah. Sesuai dengan instruksi Presiden, penghematan akan dilakukan dimana para menteri dan pimpinan lembaga untuk mengerem belanja. Dan ini sudah kami sosilisasikan di jajaran pemerintahan,” ujarnya.(ST)

Selasa, 08 Maret 2011

komunikasi pembangunan

1. Komunikasi Pembangunan
Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan sangat erat. Kedudukan komunikasi dalam konteks pembangunan adalah “ as an integral part of development, and communication as a set of variables instrumental in bringing about development “ ( Roy dalam Jayaweera dan Anumagama, 1987).Siebert, Peterson dan Schramm (1956) menyatakan bahwa dalam mempelajari sistem komunikasi manusia, seseorang harus memperhatikan beberapa kepercayaan
dan asumsi dasar yang dianut suatu masyarakat tentang asal usul manusia,masyarakat dan negara.Strategi pembangunan menentukan strategi komunikasi, maka makna komunikasi pembangunan pun bergantung pada modal atau paradigma pembangunan yang dipilih oleh suatu negara.Peranan komunikasi pembangunan telah banyak dibicarakan oleh para ahli,pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi mempunyai andil penting dalam pembangunan. Everett M. Rogers (1985) menyatakan bahwa, secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Pada bagian lain Rogers menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial. Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke arah yang lebih baik atau lebih maju keadaan sebelumnya. Oleh karena itu peranan komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan dengan arah perubahan tersebut.Artinya kegiatan komunikasi harus mampu mengantisipasi gerak pembangunan.Dikatakan bahwa pembangunan adalah merupakan proses, yang penekanannya pada keselarasan antara aspek kemajuan lahiriah dan kepuasanbatiniah. Dalam hal ini tentunya fungsi komunikasi harus berada di garis depan untuk merubah sikap dan perilaku manusia Indonesia sebagai pemeran utamapembangunan, baik sebagai subjek maupun sebagai objek pembangunan.
Komunikasi pembangunan sebagai sebuah kajian terbagi menjadi tiga perspektif utama yaitu, sistem, institusi media dan pesan. Perspektif sistem sendiri memiliki tiga pendekatan paradigma yang berbeda, pertama adalah paradigma dominan atau liberal, kemudian paradigma dependensia atau kritis dan paradigma “tanpa paradigma” yaitu paradigma alternative.
Bahwa keberhasilan pembangunan suatu negara tidak akan tercapai tanpa bantuan atau ketergantungan pihak lain. Paradigma ini beranggapan bahwa negara yang masih dan sangat tergantung kepada negara penguasa (negara kaya/maju) akan berujung pada anti pembangunan atau tak akan pernah melahirkan pembangunan. Teori ini dapat dikatakan sebagai penentang dari hegemoni negara-negara maju. Paradigma “tanpa paradigma” yaitu paradigma yang menempatakan dirinya sebagai pengawas pembangunan, dan tidak berfokus pada interaksi anatar element dalam suatu sistem. Peran media dalam komunikasi pembangunan dapat dibagi menjadi tiga yaitu, memperkuat proses pembangunan, tidak berkaitan dengan proses pembangunan, memperlambat proses pembangunan, peran tersebut tergantung pada kondisi yang ada atau apa yang diharapkan oleh pemerintah. Institusi media dipandang sebagai sumber kekuatan utama dalam mengubah pikiran, sikap dan perilaku masyarakat.
SistemKomunikasiPembangunan

Dalam proses komunikasi pembangunan maka fungsi komunikasi adalah sebagai salah satu di antara sub sistem dalam sistem pengelolaan perubahan (Change Management System), yaitu :
Sub sistem organisasi (organizational sub system);
Sub sitem komunikasi (communication sub system);
Sub sistem tujuan perubahan (change target sub system).

Mekanismenya : organisasi sebagai bentuk ikatan dan subsistem merupakan input yang penting, komunikasi sebagai pengolah (processor)nya dan change target sub system sebagai outputnya. Bagaimana output sangat ditentukan oleh komunikasi sebagai prossercornya. Setiap komunikasi pembangunan menginginkan adanya perubahan nilai ataupun penggunaan suatu nilai lama untuk tujuan yang baru. Perubahan dalam nilai maupun dalam tujuan dengan sendirinya akan menginginkan perubahan sikap (attitude change) dari setiap anggota masyarakat. Salah atu syarat yang terpenting dari komunikasi pembangunan adalah bahwa motivasi penduduk harus diketahui untuk dimanfaatkan dan dikaitkan dengan idea pembangunan. Berdasarkan motivasi tersebut akan menentukan sikap yaitu predisposisi seseorang untuk menilai suatu lambang atau objek ataupun aspek hidupnya dalam nilai yang menguntungkan atau pun merugikan. Apabila penilaian ini diadakan secara tersusun maka akan terbentuklah sistem nilai. Melalui komunikasi sosial maka komunikator akan cepat mengetahui apa yang merupakan motivasi pokok dari komunikan (baik perseorangan maupun kelompok).Sesuai dengan motivasinya maka manusia akan membentuk sikapnya terhadap idea pembangunan pula dan memberi atau pun menolak pemberian partisipasinya. Pembentukan sikap merupakan hasil dari pengalaman, maka proses penerimaan sikap yang baru terjadi melalui proses belajar, yaitu mengadakan penyesuaian individu terhadap kelompok ataupun setelah melalui proses balajar memahami dalam jangka waktu yang panjang.

Komunikasi Pembangunan merupakan suatu kegiatan atau suatu proses yang menginginkan perubahan besar-besaran dalam sikap, mental dan tingkah laku manusia. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik berikut :

Teknik persuasi (persuasion technique
Teknik pengadaan situasi sedemikian rupa sehingga orang terpaksa secara tidak langsung mengubah sikapnya (compulsion technique)
Teknik dengan mengulang apa yang diharapkan akan masuk dalam bidang bawah sadar seseorang sehingga ia mengubah sikap diri sesuai dengan apa yang diulang (pervasion technique)
memaksa secara langsung pengadaan perubahan sikap, dengan dengan hukuman fisik ataupun materi (coersion technique)
Perubahan-perubahan dalam pembangunan menimbulkan impact communication pembangunan. Untuk mengubah mental, sikap ataupun tingkah laku seseorang tidaklah mudah.

Sintesis Komunikasi, Antropologi, Psikologi dan Sosiologi

Sintesis Komunikasi, Antropologi, Psikologi dan Sosiologi

Antropologi

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.
William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Dengan, demikain antropologi merupakan hal yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia.Dapat dilihat dari perkembang pada masa saat ini, yang merupakan salah dari fenomena- fenomena yang terjadi ditengah- tengah masyarakat sekarang ini.

Psikologi

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia. Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial.

Sosiologi

Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.[rujukan?] Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi.[4] Misalnya seorang sosiologi mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya.[5] Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan masyarakat.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan atau golongan dengan golongan. Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Terdapat berbagai pendapat tentang kedudukan individu dan masyarakat ini.Sosiologi sebagai ilmu sosial yang mempunyai fokus kajian mengenai tingkah laku manusia mempunyai bidang kajian yang sangat luas, antara lain bidang kajian Sosiologi Industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Kesehatan, dan lain-lain.

Komunikasi

Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. pabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Fungsi Film Pendidikan Dalam Kajian Ilmu Komunikasi

Sebagaimana sarana-sarana media komunikasi lainnya fungsi film pendidikan bagi kajian ilmu komunikasi tidak jauh beda, fungsinya adalah sebagai pemberi berita dan komunikasi yang efektif, dengan bentuknya yang variatif. Hanya saja apakah berita, atau komunikasi itu mempunyai aspek-aspek komunikasi, hal inilah yang pantas untuk dikemukakan bagi masyarakat
Etika komunikasi yang interdependensi antar pemilik berita dengan penerima berita atau konsumen televisi dalam kajian ini sangat diharapkan. Hubungan yang saling ketergantungan antara keduanya menciptakan harmonisasi suasana, bukan sebaliknya membuat rugi atau berang si penerima berita karena acara-acara gosip yang dilontarkan.
Berita-berita besar bisa jadi acara-acara spektakuler hasil penemuan dan karya baru seperti acara Guiness Book, hiburan kuis galileo, asah otak kuis siapa berani yang mengingatkan kita tentang pengetahuan komunikasi yang berkaitan dengan transformasi ilmu Seharusnya media televisi menjembatani sarana jarak jauh dalam bentuk tiga dimensi yang memuaskan bagi kebutuhan masyarakat untuk menerima berita-berita besar tanah air dan luar negeri. Motivasi yang membawa peran “Sender” ini membuat pemilik stasiun televisi swasta hati-hati dalam memberitakan kepada umat.
Tidak semata-semata nilai komersial akurasi data, manfa’at dan mudharatnya, biarkan modern dan post modern berlalu namun prinsip-prinsip komunikasi dasar antara sender dan receiver tetap terjaga. Jangan lagi kita disibukkan penampilan wjah luar yang tidak memiliki bentuk untuk menyuguhkan acara yang berguna. Kemajuan sebuah televisi bukan dilihat dari warna-warni pola siarannya, tetapi bagaimana media televisi tersebut bisa menjunjung tinggi budaya dan moral masyarakat.
Potensi Film Pendidikan Sebagai Media Pendidikan Budi Pekerti Dalam Kajian Ilmu Komunikasi
Televisi sebagai media massa, memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai media informasi (information), sabagai media pendidikan (education) dan sebagai media hiburan (entertainment). Sesuai dengan fungsinya televisi sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai media pendidikan, karena dalam berbagai hal televisi dapat memberikan rangsangan, membawa serta, memicu, membangkitkan, mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu, memberikan saran-saran, memberikan warna, mengajar, menghibur, memperkuat, menggiatkan, menyampaikan pengaruh dari orang lain, memperkenalkan berbagai identitas (ciri) sesuatu, memberikan contoh, proses internalisasi tingkah laku, berbagai bentuk partisipasi serta penyesuaian diri dan lain-lain (Brown, 1977 : 347). Selain itu media televisi juga merupakan wahana yang kuat sekali pengaruhnya dalam pembentukan pola fikir, sikap dan tingkah laku disamping menambah pengetahuan dan memperluas wawasan masyarakat ( Sri Hardjoko, 1994 : 4 ). Suprapti Widarto (1994 : 7) menambahkan bahwa: siaran televise memiliki daya penetrasi yang sangat kuat terhadap kehidupan manusia sehingga ia mampu merubah sikap, pendapat dan prilaku seseorang dalam rentang waktu yang relatif singkat. Dengan jangkauannya yang begitu luas, siaran televisi memiliki potensi yang luar biasa untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kepentingan pendidikan.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Fahmi Alatas (1994 : 3), dengan kekuatan pandang dengarnya, siaran televisi memiliki potensi penetratif untuk mempengaruhi sikap, pandangan, gaya hidup, orientasi dan motivasi masyarakat. Dari berbagai pendapat tersebut disimpulkan bahwa, televisi merupakan media yang sangat potensial sebagai sarana pendidikan, khususnya pendidikan budi pekerti. Karena tujuan pendidikan budi pekerti seiring /sejalan dengan tujuan pendidikan pada umumnya. Tujuan pendidikan kita adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yang dimaksud manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantab dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional).
Disamping itu, media televisi yang memiliki kemampuan menyajikan informasi dalam bentuk visual dan suara, dinilai sangat efektif untuk menyampaikan materi/ pesan-pesan pendidikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang disampaikan Dwyer (1978:11) bahwa sebagaian besar materi pendidikan/pembelajaran (83%) diserap oleh peserta didik melalui indera penglihatan, 11% nya melalui indera pendengaran dan sisanya 6% melalui indera pengecapan, penciuman dan rabaan. Persoalannya adalah bagaimana mengemas tayangan program-program pendidikan budi pekerti melalui televisi menjadi sebuah tontonan yang menghibur sekaligus berisikan pesan-pesan/informasi yang pantas dan tidak pantas untuk ditiru oleh para pemirsanya. Membuat program yang demikian tentu dibutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak serta ketelitian dan kejelian dalam mengangkat tema-tema aktual yang sedang ngetrend sekaligus menarik, kemudian dikaitkan dengan pesan-pesan pendidikan budi pekerti yang ingin disampaikan.

Kelemahan Film Pendidikan Sebagai Media Pendidikan Budi Pekerti Dan Cara Mengatasinya

Menurut Molenda Televisi adalah media yang bersifat searah, padahal dalam proses kegiatan pendidikan komunikasi sebaiknya dilakukan secara timbal balik (dua arah) antara peserta didik dengan sumber belajarnya. Hal ini dapat diatasi apabila dalam memanfaatkan program televisi peserta didik didampingi oleh seorang fasilitator atau seorang guru atau orang tua yang bisa menjadi tempat bertanya dan memberikan pengarahan-pengarahan dalam melakukan diskusi-diskusi tentang hal-hal yang pantas dan tidak pantas ditiru setelah peserta didik menyaksikan tayangan program, dan atau setelah siaran diadakan komunikasi secara aktif melalui telepon. Kelemahan yang lain biaya yang besar, untuk merancang dan mengembangkan program-program televisi pendidikan termasuk pengadaan pesawat televisinya. Kelemahan lainnya berupa gangguan cuaca yang kadang-kadang mengganggu kualitas tayangan program yang diterima oleh peserta didik. Sehubungan dengan dana (mahalnya program televisi) Perin (1977 : 7) berpendapat sebaliknya. Pemanfaatan televisi sebagai media pendidikan sebenarnya tidak mahal karena dalam waktu yang bersamaan program tersebut bisa dimanfaatkan oleh peserta didik dalam jumlah yang sangat besar dan dalam daerah jangkauan yang luas : “they are so available and so inexpensive (where) seeing the number of consumers is large” Mengingat kelebihan ini, dapat disimpulkan bahwa dari segi biaya, sebenarnya pemanfaatan televisi sebagai media pendidikan budi pekerti tidaklah mahal.

Senin, 07 Maret 2011

SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA

Sistem Komunikasi Indonesia Melalui Pendekatan Sosiologis

a. Tahapan Mistis
Pada tahapan ini manusia masih berada pada alam yang gaib. Segala sesuatu berhubungan dengan magis.
b. Tahapan Ontologis
Pada tahapan ini mulai masuknya pengetahuan sehingga sudah mulai berpikir secara logis dan masuk akal.Masyarakat mulai memanfaatkan alam untuk kepentingan bersama.
c. Tahap Fungsionalis
Pada tahapan ini masyarakat mulai lebih individualis menurut fungsi masing-masing dalam masyarakat.
d. Sifat Partikularistik
Menitikberatkan pada kebutuhan kelompok dalam skala kecil.

Kualitas perubahan masyarakat diwarnai tingkat berpikir individu-individu sebagai anggota masyarakat. Van Peursen melihat perubahan yang terjadi melalui pergeseran sikap dan pola pikir masyarakat ke dalam tahapan mistis, ontologis dan fungsionalisme.Pada tahap mistis kondisi individu masyarakat berada dalam alam abstrak (khayal), semua perilaku terikat oleh tabu, ritual dan sakral. Individu tidak mengetahui identitas pribadinya sehingga tidak dapat mengembangkan prestasi dan potensi yang ada pada dirinya.Pada tahap ontologis individu masyarakat mulai memanfaatkan alam untuk kepentingan bersama. Individu mulai berada di alam nyata, ia mulai mengenal identitas pribadinya dan timbul hasrat mengembangkan prestasi dan potensi yang ada pada dirinya. Dari ontologis bergeser ke fungsionalis. Pada tahap ini individu berada di alam nyata dan rasional, muncul ego pribadi dalam mengembangkan prestasi dan potensi dirinya.
Durkheim mengkualifikasikan masyarakat dari sisi karakteristiknya, yaitu solidaritas mekanis yang dialamatkan pada masyarakat yang sederhana dan bersifat homogen, dan solidaritas organis dialamatkan kepada masyarakat yang heterogen.Talcott Parsons lebih melihat dari sisi interaksi unsur-unsur perubahan, yaitu orientasi, pelaku, kegiatan dan lambang. Parsons membagi masyarakat ke dalam dua sifat: universalistik yang berorientasi ke skala luas dan partikulistik ialah yang berorientasi ke skala kecil.Corak kebudayaan akan membentuk corak pribadi individu, sehingga pada masyarakat majemuk atau kaya etnik budaya akan muncul corak kepribadian beragam. Seperti halnya Indonesia sebagai negara yang kaya akan etnik budaya, upaya mencapai fungsi primer negara sangat bergantung kepada integritas etnik budaya dalam sistem nilai yang berlaku.Pada tangga ini proses transformasi sistem nilai memegang peran utama. Karena itu komunikasi perlu ditata secara bijak berdasar suatu sistem komunikasi khas Indonesia yang berakar pada nilai-nilai budaya bangsa.


Memahami Sistem Komunikasi Indonesia Menlalui Pendekatan Filosofis

Pendekatan filosofis adalah untuk mendapat jawaban tentang hakikat manusia berkomunikasi, yaitu bagaimana seharusnya manusia berkomunikasi dalam lingkup alam semesta dan dalam lingkup berbangsa dan bernegara.Jawaban terhadap pertanyaan tersebut tidak hanya dalam kemasan filosofis yang bersifat abstrak dan spekulatif, akan tetapi harus dikonkritkan dalam sikap dan perilaku agar kemasan tersebut bermanfaat dan dapat dinikmati bagi kehidupan umat manusia.Konkritisasi tersebut hanya dapat dijumpai dalam terapan sistem, karena filsafat mencari hakikat kebenaran dan keadilan maka terapan komunikasi tidak meronta dari hakikat tersebut.Terapan ilmu komunikasi dalam tatanan sistem nilai di Indonesia merupakan tipe ideal bangsa Indonesia di dalam mencari jawaban bagaimana seharusnya berkomunikasi untuk mencapai hakikat kebenaran dan keadilan.Sistem komunikasi Indonesia menunjukkan pola keteraturan bagaimana manusia Indonesia berkomunikasi baik dalam suasana suprastruktur komunikasi maupun dalam suasana infrastuktur komunikasi. Pada kedua suasana ini terdapat komunikator-komunikator dan komunikan-komunikan yang pada hakikatnya sebagai manusia yang mempunyai angan-angan dan cita-cita menurut hakikat yang benar. Cita-cita dan angan-angan hakikat manusia yang selalu ingin menjalin hubungan antara satu dengan lainnya menurut kodratnya. Untuk lebih memperluas hubungan maka lahir produk berpikir manusia dalam wujud media


Memahami Akar Sistem Melalui Pendekatan Sejarah

Telusuran sejarah memberi gambaran bahwa sistem komunikasi pada masa kerajaan tertua di Indonesia menampakkan karakter tertutup. Arus komunikasi vertikal mengalir dari atas ke bawah yang berisi pesan-pesan komunikasi untuk membentuk sikap rakyat kerajaan mengkultuskan dan memithoskan raja. Proses komunikasi horizontal dalam masyarakat sebatas pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kalaupun ada yang berkait dengan kehidupan pemerintahan hanya sebatas ketaatan terhadap raja dan kepatuhan melaksanakan dogma agama. (Hindu).Pada kerajaan Sriwijaya di Sumatera sebagai profil maritim, sistem komunikasi ditata secara teratur menurut sistem maritim. Kemasan Komunikasi mengalir melalui kota-kota pelabuhan.Sistem komunikasi kerajaan Sriwijaya menggunakan konsep keterbukaan (tradisi diplomasi) melalui jalinan komunikasi perdagangan. Diperkuat dengan pusat kegiatan agama Budha yang berlevel (tingkat) Global berada pada kerajaan ini.Selain profil maritim terdapat juga profil agraris sebagaimana kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa. Kerajaan Mataram sebagai salah satu profil agraris muncul dengan keteraturan birokrasinya. Sistem komunikasi tersusun rapi menurut jenjang birokrasi.
Sosok profil agraris yang lebih maju dari Mataram yaitu kerajaan Majapahit. Kerajaan ini termasuk kerajaan terbesar di Indonesia yang pada waktu itu memiliki luas hampir seluas Indonesia sekarang. Tatanan birokrasi lebih teratur dan lebih rinci. Dari susunan birokrasi, tampak bahwa sistem komunikasi kerajaan Majapahit lebih rapi dan alur komunikasi berlangsung menurut alur struktur birokrasi. Komunikasi dalam kehidupan masyarakat menampakkan sifat keterbukaan walaupun dalam batas-batas tertentu sesuai peraturan kerajaan.
Banyak konsep-konsep produk kerajaan Majapahit menjadi rujukan generasi saat ini, antara lain istilah Palapa A dan B bahkan C sebagai sistem satelit domestik yang diilhami oleh Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada. Kemudian buah pikir Mpu Tantular dengan Bhineka Tunggal Ika-nya menjadi seloka lambang negara kita.Sistem komunikasi yang lebih sempurna dari kerajaan-kerajaan sebelumnya terdapat pada sistem komunikasi kerajaan Mataram II. Dari susunan birokrasi ada sifat keterbukaan komunikasi yang menunjukkan bahwa Mataram II setelah masuk Islam muncul sebagai kerajaan yang lebih maju dari kerajaan-kerajaan sebelumnya.

1.Proses Komunikasi Dalam Alur Vertikal

Alur komunikasi vertikal merupakan tolak ukur untuk menemukan karakter komunikasi tentang konsep apa yang diterapkan dalam sistem komunikasi.Dalam alur vertikal-vertikal proses komunikasi tidak hanya mengalir dari atas ke bawah tapi juga mengalir dari bawah ke atas.
Alur komunikasi vertikal-vertikal menunjukkan keterkaitan antara suprastruktur komunikasi dengan infrastruktur komunikasi.Alur komunikasi vertikal mengalir dari komunikator utama yaitu Presiden sebagai kepala pemerintahan kepada komunikator pelaksana. Pelaksana program menurut susunan struktur pemerintah.Dalam setiap ornamen terjadi proses encoding sesuai lingkup tugas, wewenang dan jabatan.Pada alur vertikal yang berdasar asas dekonsentrasi, ketika alur komunikasi memasuki wilayah utama, berlangsung jalinan komunikasi fungsional.
Proses encoding diwujudkan melalui instrumen-instrumen proses, baik alur instrumen vertikal ke bawah maupun instrumen alur ke atas sehingga menghasilkan kebijakan-kebijakan komunikasi nasional.

2.Proses Komunikasi Dalam Alur Horizontal

Jalinan komunikasi horizontal dalam suprastruktur komunikasi menunjukkan sikap kekeluargaan sebagaimana ditetapkan dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945Jalinan komunikasi antara lembaga Presiden dengan DPR merupakan duet harmonis di dalam membentuk undang-undang untuk melandasi sikap perilaku para penyelenggara Negara, penyelenggara pemerintahan sekaligus sikap perilaku masyarakat.Keharmonisan jalinan komunikasi kedua lembaga tersebut berarti kokohnya sendi-sendi kehidupan Negara sebagai replika sikap mental dan perilaku moral yang terintegrasi ke dalam ikatan-ikatan norma yang berlaku.DPR sebagai partner Presiden di dalam membentuk undang-undang mempunyai tiga dimensi utama yaitu: dimensi wakil rakyat, dimensi legislatif dan dimensi pengontrol/pengawas jalannya kekuasaan.Faktor-faktor yang mempengaruhi proses legislatif dikualifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu stimuli eksternal, setting psikologis dan komunikasi intrainstitusional.Jalinan komunikasi antara lembaga-lembaga otoritas menunjukkan sikap integratif yang mengarah kepada tercapainya tujuan sistem politik atau tujuan negara.